ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PENILAIAN KEGIATAN USAHA MIKRO MAKANAN DAN MINUMAN KAWASAN WISATA TAMAN AIR GOA SUNYARAGI CIREBON

  • Bayu Wirajuna STP NHI Bandung
  • Mezi Julian STP NHI Bandung
  • Thantawi Jauhari STP NHI Bandung
Keywords: Goa Sunyaragi, Break Event point, Cirebon, Analisa Pasar, UMKM

Abstract

Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata yang memiliki beragam warisan budaya dan
sejarah, termasuk goa sunyaragi yang merupakan situs peninggalan kerajaan Cirebon yang berusia
400 tahun. Terdapat beberapa pelaku usaha mikro dikawasan wisata air goa sunyaragi. Para pelaku
usaha mikro ini meliputi usaha di bidang makanan dan minuman yang menyediakan jasanya bagi
para pengunjung di kawasan wisata air goa sunyaragi. Dalam kegiatan usaha mikro, sering terjadi
kerugian yang terkadang tidak dirasakan secara langsung oleh pelaku usaha. Banyak faktor yang
menyebabkan kerugian dalam kegiatan usaha, seperti kurangnya minat pasar, biaya yang digunakan,
penentuan harga jual, penentuan kapasitas produksi dan berbagai hal lainnya. Berdasarkan hal itu,
maka penelitian ini akan menilai kegiatan usaha mikro yang ada di kawasan wisata taman air goa
sunyaragi, Cirebon dengan menggunakan analisis break even point. Pengertian Break-Even Point
(BEP) Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009:119) analisis Break Even Point adalah suatu analisis
yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama
dengan pendapatan. Titik tersebut dinamakan titik BEP. Dengan mengetahui titik BEP, analis dapat
mengetahui pada volume penjualan, berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi,
tetapi juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai
mendapatkan untung. Menurut Yamit (1998:62) BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total
pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC). Berdasarkan hasil olahan data yang
didapatkan dari usaha mikro yang ada di kawasan wisata goa sunyaragi, didapatkan bahwa hasil
break even point dan kapasitas produksi masih menunjukkan angka aman. Dalam artian, angka
kemampuan produksi masih melebihi titik pulang pokok / break even point dalam tiap kegiatan
usaha. Jumlah angka break even point rupiah masih dibawah angka kapasitas produksi, yang artinya
kegiatan usaha ini masih mendapatkan keuntungan. Kapasitas produksi dalam kegiatan usaha ini
berhubungan erat dengan penggunaan biaya bahan pokok bulanan dan permintaan pasar akan produk,
sehingga biaya dan kapasitas produksi dalam kegiatan usaha dapat berubah – ubah. Analisa break
even point merupakan analisa yang menentukan dimana nilai titik pulang pokok pada suatu kegiatan
industri / usaha. Nilai pulang pokok ini merupakan kondisi dimana kondisi usaha memasuki titik
pulang pokok atau dalam kondisi nol. Kondisi ini merupakan kondisi kegiatan usaha tidak
mengalami kerugian maupun mengalami keuntungan. Jika suatu industri atau usaha telah
mendapatkan laba hasil produksi yang melewati titik pulang pokok, maka bisa dinyatakan bahwa
usaha tersebut mendapatkan keuntungan

Author Biography

Bayu Wirajuna, STP NHI Bandung

 

Published
2022-01-04
Section
Articles